pornografi bisa merusak otak??
Mei 17, 2008 
“Hukum alam tidak akan bertentangan dengan hukum Allah”
Pernyataan diatas saya dapatkan dari kuliah agama saya bersama Pak Asep Zaenal Ausop. Saya masih ingat waktu itu membahas tentang ayat-ayat qauniah dan qauliah.
Ternyata banyak hal-hal yang populer dilakukan oleh masyarakat dunia dan itu melanggar ketetapan Allah. Ambil contoh melihat media-media pornografi lewat internet. Indonesia, dalam hal ini, menjadi negara ke tujuh pengakses situs porno terbesar di dunia. wah..wah..
Akan tetapi Allah telah memerintahkan kita untuk menundukan pandangan dan menutup aurat kita agar tidak terlihat oleh lawan jenis. Wah, berarti fenomena di atas melanggar ketetapan Allah dong?
Ternyata efek dari sebuah pelanggaran terhadap hukum Allah tidak hanya dirasakan di akhirat sana, tapi juga di dunia.
Berikut artikel yang saya ambil dari sebuah situs
http://www.youthnot oporn.com/ psikologi. php
PORNOGRAFI HANCURKAN OTAK
Judith Reisman, pakar neuroscience (ilmu syaraf mutakhir) , presiden Institut Edukasi Media, California AS berhasil membuktikan bagaimana pornografi menghancurkan otak manusia. Dr. Judith Reisman, pakar neuroscience (ilmu syaraf mutakhir) , presiden Institut Edukasi Media, California AS : •“Kajian neuroscience membuktikan sebuah image yang menggetarkan emosi serupa gambar porno memicu reaksi biokimia yang kuat pada otak. Reaksi ini bersifat instant namun meninggalkan jejak ingatan permanent pada memori. Sekali saja cairan zat kimia syaraf tercipta, ia akan sulit bahkan tidak mungkin dihapus”. •“Ada semacam fenomena sabotase otak yang aneh, ketika image tertangkap mata meski hanya 3/10 detik dan tersambung ke otak, maka secara alami otak akan mengalami perubahan structural lantas merekamnya mjd memori” •“Secara literal kita terus mengembangkan otak baru (new brain) pada setiap pengalaman visual yang kita alami, gambar porno adalah image yang sangat kuat dan meninggalkan ingatan yang kuat karena tekanan hormone libido dan berpotensi memicu ketagihan”. •Psikiater dan guru besar pada Universitas Princeton, Jeffrey Satinover MS MD “Kemajuan neuroscience mengantarkan manusia modern mampu mengetahui proses alami seseorang yang kecanduan heroin sama persis dengan orang yang kecanduan gambar porno, yang berbeda Cuma medianya.”. •Berdasarkan pemotretan melalui positron emission tomography (PET), terlihat jelas bahwa seseorang yang tengah menikmati gambar porno mengalami proses kimia dalam otak sama dengan orang yang tengah menghisap kokain. •ampak akut pornografi ternyata lebih jahat ketimbang kokain. Karena pengaruh kokain dalam tubuh bisa dilenyapkan (dengan detoksifikasi) . Adapun materi pornografi, sekali terekam dalam otak, image porno itu akan mendekam dalam otak selamanya. •“Tak satupun data yang memperlihatkan keuntungan mengkonsumsi gambar-gambar porno. Andai pornografi membuat sehat, maka saat ini seharusnya kita jauh lebih sehat, namun yang ada adalah sebaliknya”
MasyaAllah, Saking sayangnya Allah sama ummat muslim, kita sudah
diperingatkan dari awal-awal untuk menjauhi hal-hal seperti melihat
adegan syur, esek-esek, mesum dll. Supaya cahaya kemuliaan kita
sebagai manusia tidak luntur.
> Alhamdulillah
Khalifah- Asumsi berdasarkan seharusnya, bukan berdasarkan fakta
Ide menulis ini datang ketika saya membaca majalah AL-Wa’ie pinjaman dari seorang teteh . Majalah tersebut merupakan media dari HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) sebuah organisasi massa yang memperjuangkan kembalinya Kekhalifahan Islam di dunia.
Majalah tersebut bercerita tentang pentingnya khilafah, tantangan di masa kini, dan cara-cara mewujudkannya. Ada beberapa hal yang tidak nyambung di logika saya, misalnya ayat-ayat Al-Qur’an yang terjemahan serta hubungannya dengan tulisan yang menurut saya kurang relevan, atau pernyataan-pernyataan yang menurut saya opini tapi seolah-olah diibaratkan sebagai hukum. Ada juga beberapa hal yang bisa saya terima.
Perhatian saya tertuju pada sebuah bagian. Bagian tersebut menceritakan hal-hal yang menjadi alasan para orientalis dan beberapa pihak yang menolak kembalinya kekhilafahan Islam. Alasan-alasan mereka antara lain seperti misalnya akan melahirkan sebuah pemerintahan yang otoriter, masyarakat yang belum siap, tidak terjadinya toleransi antar ummat beragama.
Menurut mereka, hal-hal tersebut lah yang akan terjadi jika kekhilafahan Islam terbentuk. Tapi menurut saya, hal tersebut bisa terjadi. (tolong perhatikan kata yang saya tebalkan). Ya, hal-hal tersebut bisa terjadi di masa kekhalifahan. Dan beberapa memang sudah terjadi di masa kekhalifahan seseorang. Akan tetapi hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk secara mutlak menyebutkan bahwa Kekhalifahan itu buruk. Fakta yang terjadi tidak selalu menggambarkan hal yang sebenarnya. Agar lebih jelas, akan saya beri contoh. Mungkin pada masa dulu pernah hidup sultan yang berperawakan gemuk, hobbi melihat tari perut, sambil makan anggur. Tapi apakah itu sikap seharusnya yang dilakukan oleh seorang Khilafah?? tentu tidak. Tengoklah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau juga khilafah, akan tetapi beliau sepanjang yang saya tahu merupakah seseorang yang sangat keren. Kekhalifahan Islam pada masa beliau menjadi gemilang sehingga tidak ditemukan satu orang yang berhak menerima zakat. Atau analogi yang lebih dekat. Jika seorang anak ITB kedapatan mencuri sepatu. Faktanya memang dia mahasiswa ITB. Tapi apakah betul semua anak ITB seperti itu? tentu tidak bukan. Masih ingat dengan sebuah kalimat “keindahan Islam tertutupi kelakukan umatnya”
Cobalah kita melihat kekhalifahan dari sudut bagaimana kekhalifahan itu seharusnya berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. Jangan hanya dari film aladin.
Kembali ke beberapa paragraf sebelumnya, kekacauan tersebut memang bisa terjadi jika khilafah tidak dipersiapkan dengan baik dan hanya bermodal semangat
Informasi tambahan yang perlu diketahui
1. Saya bukan kader HTI
2. Saya hidup cukup nyaman di negara ini, presiden saya menghargai posisi saya sebagai muslim.
3. Saya masih bisa beribadah dengan baik dan tenang
perang poster
Bulan agustus adalah bulan dimana teman-teman 2007 ITB mulai merasakan udara kuliah di ITB. Bulan ini juga dimanpara unit-unit dan himpunan di ITB bergerak menjaring massa.Salah satu media yang mungkin cocok adalah media visual seperti mading, poster, dan semacama. Coba deh perhatikan mading-mading di ITB terutama GKU Barat ketika minggu pertama kuliah. Yups, terjadi perang poste. Poster-poster A3 full color glossy yang acaranya belum selesai ditimpa dengan kertas fotokopian berwarna. Tak ketinggalan beberapa unit nempel di tembok, bikin jemuran (istilah tidak resmi), sampai buat rumbai-rumbai di bawah mading. Sebagai seseorang manusia yang terlibat dalam perang poster, terasa banget sakit hatinya saat poster kita ditimpa orang lain atau bahkan disobek. Kadang-kadang saya menutupi poster yang menutupi poster saya dengan rasa bangga dan penuh kemenangan, tapi sempat diomelin mba’-mba’.
Ide saya sih perlu dibuat standarisasi dan etika penempelan yang cukup baik. harus objektif juga. Mempertimbangkan jenis publikasinya, jumlahnya, waktunya, isi, sampai unit yang menyelenggarakannya.
contoh, ga boleh nempel di tembok, di kaca CC, apalagi di mobil dosen. Tempelan yang ga jelas identitas penempel, waktu, dan tempat sebaiknya di timpa aja. Kalau mau nimpa poster orang, harus pake hati. Maksudnya usahakan agar publikasi si orang lain masih kebaca dengan jelas dan pantas. Kalau perlu pindahin aja ke tempat lain.
Yo wes segitu dulu.
BBB-baru buat blog
Oks, ini adalah blog pertama saya. Baru buat jadi harap maklum ata ketidaksesuaian di sana sini.
Indraariadi's Weblog 